Selamat Datang di Blog Saya


Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Senin, 22 September 2008

Nasib Berkata

Beberapa minggu ini di koran beredar kabar aneh-aneh yang bikin miris.
Peristiwa pembagian zakat di Pasuruan menyisakan korban.
Yang menyentuh, ada anak yatim yang ibunya meninggal akibat berebut zakat senilai tiga puluh ribu rupiah. Begitu rendahnya nilai jiwa.
Akhirnya mereka jadi yatim piatu.
Dulu sepeninggal bapaknya, mereka putus sekolah.
Malah sekarang semua terancam tidak dapat sekolah.
Kemudian Menkominfo datang dan memberi perintah untuk menanggung biaya pendidikan mereka sampai sarjana.
Apakah begitu kuatnya garis nasib.......
Mereka harus jadi yatim piatu dulu, untuk dapat gelar sarjana.

Juga kisah petugas penjara yang tidak sengaja membuat seorang anak kecil meninggal, karena kelalaiannya (baca : apes) menarik pelatuk senjatanya.
Petugas tersebut sangat menyesal, dia menangis dan menggendong anak kecil itu sendiri ke rumah sakit.
Setelah peristiwa itu berlalu, dia masih saja menyesali kejadian itu, sepertinya dia orang baik. Bayangkan bagaimana rasanya bila seakan membunuh anak kecil, yang mungkin seusia anaknya sendiri.
Jadi mungkin ia berandai- seandainya anak itu anaknya....
Peluru itu sendiri apa ya memang begitu kuat sampai bisa menembus kayu, melukai ibu si anak kecil dan berhenti di tubuhnya.

Apa bukan garis nasib....
Bagaimana bisa keinginannya menengok bapaknya untuk pertama kali di penjara merupakan jalan akhir hidupnya.
Ah.... garis nasib

Ada juga cerita tentang teman saya sendiri.
Perempuan muda, very attractive young woman.
Cantik dan menarik. Sangat pandai dan dari keluarga berada.
Dia selalu jadi yang paling menonjol di lingkungannya.
Menikah dengan orang yang dicintai.....
Punya anak satu, perempuan, umur tiga tahun. Lucu dan selalu didandani tomboi.
Sepertinya hidup yang sangat sempurna.

Tiba-tiba bulan-bulan ini muncul kabar buruk.
Teman saya itu lagi stress....... mau cerai!
Mula-mula sih pikiran udah aneh-aneh. Ada apa ya....
Ternyata, orang tua suaminya yang adalah salah satu kyai besar di jawa timur.
Beliau menginginkan cucu laki-laki dari anak laki-laki tunggalnya tersebut.
Penerus keturunan.
Dan teman saya itu karena faktor kesehatan sudah tidak bisa punya anak lagi.
Akibatnya mereka harus bercerai.......
dengan suami pilihan yang dicintai.....
Dengan alasan yang bukan kehendak sendiri....

Wajar saja bila dia sekarang sangat tertekan.
Apakah suaminya tidak bisa mempertahankan rumah tangganya?
Mungkin ada option bahwa teman saya itu harus dimadu. Walaupun madu itu manis. Tetapi dimadu itu pasti sangat pahit, sehingga jarang ada wanita yang rela....
Teh Nini-nya Aa' Gym yang hebat itu aja juga terpaksa dimadunya.

Ataukah Si Bapak yang terlalu orthodoks.....
Jangan meremehkan perempuan, Pak. Wanita sekarang hebat-hebat !
Mungkin itu sebabnya mengapa anak teman saya itu kelihatan sekali seperti laki-laki.
Anak kecil itu selalu diberi celana dan kaos. Bukan celana dan kaos untuk anak perempuan, tapi yang modelnya buat anak laki-laki. Telinganya juga tidak ditindik.
Padahal anak perempuan umur segitu lagi genit-genitnya.
Kasihan juga kalau masih umur tiga tahun sudah jadi korban gender, kasihan kondisi psikisnya bila pola asuhnya tidak diubah.

Atau memang ajaran Islam yang tidak memungkinkan wanita menjadi Imam.
Untuk kalangan fanatik seperti pesantren, hal itu mungkin sudah jadi hal yang hakiki. Doktrin absolut yang tidak dapat direvisi.
Oh garis nasib....

Atau seperti kisah di film Eternal Summer
Itu film Korea yang dapat penghargaan di empat buah perhelatan film yang berbeda
Ceritanya dimulai dari sebuah sekolah kelas satu SD
Ada ketua kelas namanya Xhangxing yang pandai, sangat rajin belajar, sopan dan disayang guru.
Teman sebangkunya, Shouheng, sangat nakal, biang onar dan kurang ajar.
Suatu hari Shouheng memotong rambut murid baru perempuan yang duduk di depan mejanya.
Bu Guru sangat marah, Shouheng dihukum.
Tidak itu saja, Sang ketua kelas ,Xhangxing, dipanggil.
Ibu Guru meminta Xhangxing untuk menjadi pelindung Shouheng agar tidak nakal.
Menurut Bu guru Xhangxing akan memberi pengaruh positif pada Shouheng.
Dan memang betul, Shouheng masih malas, tapi tidak lagi kurang ajar.

Akhirnya kedua anak lelaki itu bersahabat sampai mereka kelas tiga SMA.
Kemudian muncul anak perempuan Huajia, yang suka pada Xhangxing.
Ternyata Xhangxing baru tahu, dia tidak bisa menyukai perempuan.
Dia tidak hanya menganggap Shouheng sahabatnya, tapi juga mencintainya.
Huajia akhirnya berpacaran dengan Shouheng dengan syarat Shouheng yang bodoh harus bisa masuk universitas. Dan Shouheng berhasil.
Sedangkan Xhangxing yang pandai malah hancur hidupnya, Kedekatan Shouheng dan Huajia mematahkan hatinya. Dia gagal masuk universitas.
Malah dia kena penyakit kelamin setelah berhubungan dengan sesama gay.
Shouheng sendiri terpaksa melakukan hubungan dengan Xhangxing untuk membalas budi.
Begitulah.... persahabatan yang membawa bencana, niat Ibu guru yang baik berakhir fatal.
Yang pandai malah hancur
Yang bodoh lebih baik nasibnya


Menurut referensi literatur yang sering saya baca, kalau kita punya keyakinan penuh akan segala yang kita yakini dalam hidup kita, maka kita akan punya kuasa yang menentukan nasib kita sendiri.
tapi kenyataannya dalam hidup....
Ternyata Allah-lah yang lebih perkasa.
Semua hal bisa terjadi di luar logika, perhitungan dan harapan...
Saya jadi ngeri....

Semoga hal-hal baik saja yang diberikan Allah pada kita semua

0 komentar:

Arsip Posting Sebelumnya :
Berlangganan artikel saya, masukkan alamat E-mail anda :